Minggu 12
Feb 2012 05:04 PM Alim Sumarno, M.Pd
Sebenarnya
menjaga sikap dan tindak tanduk positif itu tidak hanya tanggung jawab para
guru dan keluarganya, tetapi semua orang, Guru yang selalu mengusahakan
keluarganya menjadi garda terdepan dalam memberikan pendidikan dengan sebuah
contoh, adalah cerminan komitmen dan pendalaman makna dari seorang guru. Sang
guru harus berusaha agar keluarganya baik dan tidak korupsi agar ia dapat
mengajari kepada murid-muridnya yang merupakan remaja generasi penerus bangsa
memiliki moral dan ahlak baik dan tidak korupsi, berusaha tidak berbohong agar
murid-muridnya sebagai remaja yang baik tidak menjadi pendusta, tidak terjaebak
dalam kenakalan remaja.
Guru adalah
profesi yang mulia dan tidak mudah dilaksanakan serta memiliki posisi yang
sangat luhur di masyarakat. Semua orang pasti akan membenarkan pernyataan ini
jika mengerti sejauh mana peran dan tanggung jawab seorang guru . Sejak saya
baru berusia 6 tahun hingga dewasa, orang tua saya yang merupakan seorang guru,
selalu memberikan instruksi yang mengingatkan kami para anak-anaknya adalah anak
seorang guru yang harus selalu menjaga tingkah laku agar selalu baik dan jangan
sampai melakukan sebuah kesalahan . Seberat itukah, seharus itukah kami
bertindak Lantas apa hubungan profesi orang tua dengan dengan anak-anaknya,
apakah hanya anak seorang guru yang harus demikian?.
Peran guru
tidak hanya sebatas tugas yang harus dilaksanakan di depan kelas saja, tetapi
seluruh hidupnya memang harus di dedikasikan untuk pendidikan. Tidak hanya
menyampaikan teori-teori akademis saja tetapi suri tauladan yang digambarkan
dengan perilaku seorang guru dalam kehidupan sehari-hari.
Terkesannya
seorang Guru adalah sosok orang sempurna yang di tuntut tidak melakukan
kesalahan sedikitpun, sedikit saja sang guru salah dalam bertutur kata itu akan
tertanam sangat mendalam dalam sanubari para remaja. Jika sang guru mempunyai
kebiasaan buruk dan itu di ketahui oleh sang murid, tidak ayal jika itu akan
dijadikan referensi bagi para remaja yang lain tentang pembenaran kesalahan
yang sedang ia lakukan, dan ini dapat menjadi satu penyebab, alasan mengapa
terjadi kenakalan remaja.
Sepertinya
filosofi sang guru ini layak untuk di jadikan filosofi hidup, karena hampir
setiap orang akan menjadi seorang ayah dan ibu yang notabenenya merupakan guru
yang terdekat bagi anak-anak penerus bangsa ini. Akan sulit bagi seorang ayah
untuk melarang anak remajanya untuk tidak merokok jika seorang ayahnya adalah
perokok. Akan sulit bagi seorang ibu untuk mengajari anak-anak remaja untuk
selalu jujur, jika dirumah sang ibu selalu berdusta kepada ayah dan
lingkungannya, atau sebaliknya. jadi bagaimana mungkin orang tua melarang
remaja untuk tidak nakal sementara mereka sendiri nakal?
Peran orang
tua yang bertanggung jawab terhadap keselamatan para remaja tentunya tidak
membiarkan anaknya terlena dengan fasilitas-fasilitas yang dapat menenggelamkan
si anak remaja kedalam kenakalan remaja, kontrol yang baik dengan selalu
memberikan pendidikan moral dan agama yang baik diharapkan akan dapat
membimbing si anak remaja ke jalan yang benar, bagaimana orang tua dapat
mendidik anaknya menjadi remaja yang sholeh sedangkan orang tuanya jarang
menjalankan sesuatu yang mencerminkan kesholehan, ke masjid misalnya. Jadi
jangan heran apabila terjadi kenakalan remaja, karena sang remaja mencontoh
pola kenakalan para orang tua.
Tidak mudah
memang untuk menjadi seorang guru. Menjadi guru diharapkan tidak hanya didasari
oleh gaji guru yang akan dinaikkan, bukan merupakan pilihan terakhir setelah
tidak dapat berprofesi di bidang yang lain, tidak juga karena peluang. Selayaknya
cita-cita untuk menjadi guru didasari oleh sebuah idealisme yang luhur, untuk
menciptakan para remaja sebagai generasi penerus yang berkualitas.
Sebaiknya
Guru tidak hanya dipandang sebagai profesi saja, tetapi adalah bagian hidup dan
idialisme seorang guru memang harus dijunjung setinggi-tingginya. Idealisme itu
seharusnya tidak tergantikan oleh apapun termasuk uang. Namun guru adalah
manusia, sekuat-kuatnya manusia bertahan dia tetaplah manusia, jika terpaan
cobaan itu terlalu kuat manusia juga dapat melakukan kesalahan.
Akhir akhir
ini ada berita di media masa yang sangat meruntuhkan citra sang guru adalah
berita tentang pencabulan Oknum guru terhadap anak didiknya. Kalau pepatah
mengatakan guru kencing bediri murid kencing berlari itu benar, berarti satu
orang guru melakukan itu berapa orang murid yang lebih parah dari itu, hingga
akhirnya menciptakan pola kenakalan remaja yang sangat tidak ingin kita
harapkan.
Kerja team
yang terdiri dari orang tua (sebagai guru dirumah), Guru di sekolah, dan
Lingkungan (sebagai Guru saat anak-anak, para remaja bermain dan belajar) harus
di bentuk. diawali dengan komunikasi yang baik antara orang tua dan guru di
sekolah, pertemuan yang intensif antara keduanya akan saling memberikan
informasi yang sangat mendukung bagi pendidikan para remaja. Peran Lingkungan
pun harus lebih peduli, dengan menganggap para remaja yang ada di lingkungannya
adalah tanggung jawab bersama, tentunya lingkungan pun akan dapat memberikan
informasi yang benar kepada orang tua tentang tindak tanduk si remaja tersebut
dan kemudian dapat digunakan untuk mengevaluasi perkembangannya agar tidak
terjebak dalam kenakalan remaja.
Terlepas
dari baik buruknya seorang guru nampaknya filosofi seorang guru dapat dijadikan
pegangan bagi kita semua terutama bagi para orang tua untuk menangkal kenakalan
remaja, mari kita bersama-sama untuk menjadi guru bagi anak-anak dan para
remaja kita para remaja belia, dengan selalu memberi contoh kebenaran dan
memberi dorongan untuk berbuat kebenaran. Sang guru bagi para remaja adalah
Orang tua, guru sekolah dan lingkungan tempat ia di besarkan. Seandainya sang
guru dapat memberi teladan yang baik mudah-mudahan generasi remaja kita akan
ada di jalan yang benar dan selamat dari budaya "kenakalan remaja"
yang merusak kehidupan dan masa depan para remaja, semoga.
http://elearning.unesa.ac.id/myblog/alim-sumarno/peran-orang-tua-guru-dan-lingkungan-dalam-kenalan-re15.04.2007 12:47:16 174467x
dibaca
Tidak ada komentar:
Posting Komentar